Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat
Rabies, si "penyakit anjing gila", adalah penyakit mematikan yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan. Ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies, seperti anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar.
Sejarah Panjang Rabies: Dari Catatan Kuno Hingga Vaksin
Jejak rabies sudah ada sejak 4000 tahun lalu, terukir dalam catatan Mesopotamia dan Babilonia. Seiring waktu, para ilmuwan terus berjibaku melawan penyakit ini. Dimulai dari penemuan cara diagnosisnya, hingga pengembangan vaksin yang menyelamatkan banyak nyawa.
Mengenal Virus Rabies dan Cara Penularannya
Penyebab utama rabies adalah virus rabies yang masuk ke tubuh melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Virus ini kemudian menyerang sistem saraf pusat dan memicu berbagai gejala fatal.
Gejala Rabies pada Manusia: Dari Demam Hingga Kematian
Gejala rabies pada manusia biasanya muncul 30-50 hari setelah terinfeksi. Awalnya, penderitanya akan mengalami demam, pusing, dan kelelahan. Seiring perkembangan penyakit, muncullah ketakutan pada air (hidrofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan pada angin (aerofobia). Pada tahap akhir, rabies akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian.
Diagnosis dan Penanganan: Segera Bertindak Sebelum Terlambat
Diagnosis rabies dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti:
- Uji antibodi fluoresensi langsung (direct fluorescent antibody test/ dFAT): Dilakukan pada jaringan otak hewan yang terinfeksi.
- Biopsi kulit leher atau sel epitel kornea mata: Memberikan hasil yang kurang akurat.
- Pemeriksaan serum, cairan sumsum tulang belakang, atau air liur: Digunakan untuk mendeteksi antibodi rabies.
Penanganan rabies harus dilakukan sedini mungkin sebelum virus menginfeksi otak. Pengobatan rabies pada manusia belum ditemukan, namun vaksin rabies dapat diberikan untuk mencegah penyakit ini.
Pencegahan Rabies: Kunci Utama Melawan Ancaman Mematikan
Mencegah rabies jauh lebih baik daripada mengobatinya. Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
- Vaksinasi hewan peliharaan: Vaksinasi hewan peliharaan seperti anjing dan kucing secara rutin untuk mencegah rabies.
- Hindari kontak dengan hewan liar: Hindari kontak dengan hewan liar seperti anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar.
- Segera cuci luka gigitan hewan: Jika digigit hewan, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit.
- Segera ke dokter: Segera ke dokter setelah digigit hewan, terutama jika hewan tersebut tidak dikenal atau dicurigai terinfeksi rabies.
Tips Menyelamatkan Diri dari Anjing Gila: Tetap Tenang dan Lawan Jika Terpaksa
Jika kamu terjebak dalam situasi genting dikejar anjing gila, ikuti tips berikut untuk menyelamatkan diri:
- Tetap tenang: Panik hanya akan memperburuk keadaan. Anjing lebih mudah menyerang mangsa yang panik.
- Cari tempat berlindung: Segera cari tempat berlindung yang aman, seperti pohon, mobil, atau rumah.
- Berteriak dan melambaikan tangan: Berteriaklah dan lambaikan tangan untuk menakut-nakuti anjing.
- Lemparkan benda: Lemparkan benda ke arah anjing untuk mengalihkan perhatiannya.
- Lawan anjing jika terpaksa: Jika terpaksa, lawan anjing dengan menggunakan benda apa pun yang ada di sekitarmu.
Kesimpulan
Rabies adalah penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Dengan memahami informasi tentang rabies dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari penyakit ini.
Ingat:
- Vaksinasi rabies adalah kunci utama dalam memerangi penyakit ini.
- Segera ke dokter jika digigit hewan, terutama hewan liar atau hewan yang tidak dikenal.
- Edukasi diri dan orang lain tentang bahaya rabies dan cara pencegahannya.
Bersama-sama, kita bisa ciptakan dunia yang bebas dari rabies!
Sumber: