Yuk, kita kulik lebih dalam tentang jengkol yang sering jadi perdebatan ini. Apakah jengkol itu sehat? Mari kita cari tahu diartikel ini.
Buat kamu yang suka makanan tradisional, pasti nggak asing lagi dengan jengkol. Buah polong yang satu ini memang terkenal karena baunya yang khas, tapi di balik itu, jengkol ternyata punya banyak manfaat untuk kesehatan, lho! Yuk, kita kulik lebih dalam tentang jengkol yang sering jadi perdebatan ini. Apakah jengkol itu sehat? Mari kita cari tahu!
Mengenal Jengkol Lebih Dekat
Apa Itu Jengkol?
Jengkol, atau dikenal juga sebagai Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum, adalah tanaman khas Asia Tenggara yang sangat populer di Malaysia, Thailand, dan Indonesia, terutama di Jawa Barat. Di Jawa Barat saja, konsumsi jengkol bisa mencapai 100 ton per hari!
Tanaman ini bisa tumbuh setinggi 10-26 meter dengan buah berbentuk polong yang berwarna lembayung tua. Setiap polong bisa berisi 5-7 biji yang berwarna cokelat mengilap. Nah, meskipun baunya terkenal kuat, jengkol tetap jadi favorit banyak orang karena rasanya yang unik dan lezat.
Bau Jengkol dan Penyebabnya
Kenapa Jengkol Berbau?
Bau menyengat yang dihasilkan jengkol sebenarnya berasal dari kandungan asam amino yang mengandung unsur sulfur. Ketika terdegradasi, asam amino ini menghasilkan gas H2S yang terkenal dengan baunya yang sangat kuat. Bau ini sering kali mengganggu, terutama bagi orang yang tidak ikut menikmati kelezatan jengkol.
Efek Setelah Mengonsumsi Jengkol
Setelah dikonsumsi, bau jengkol juga bisa muncul melalui air seni. Jika tidak dibersihkan dengan baik, bau ini bisa menyebar dan mengganggu orang lain. Salah satu efek samping yang ditakuti dari makan jengkol adalah jengkolan.
Risiko Jengkolan
Apa Itu Jengkolan?
Jengkolan terjadi ketika asam jengkolat yang sulit larut dalam air mengendap di ginjal dan membentuk kristal padat, sehingga menyebabkan sulit buang air kecil. Ini biasanya terjadi jika pH darah seseorang cenderung asam (kurang dari 7).
Siapa yang Rentan Terkena Jengkolan?
Risiko terkena jengkolan tidak hanya bergantung pada jumlah jengkol yang dikonsumsi, tapi juga pada kerentanan tubuh seseorang. Faktor genetik dan lingkungan diperkirakan mempengaruhi kerentanan ini.
Manfaat Jengkol untuk Kesehatan
Kaya Akan Nutrisi
Meskipun baunya kurang sedap, jengkol ternyata kaya akan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Berikut adalah beberapa kandungan gizi yang terdapat dalam jengkol:
- Karbohidrat
- Protein
- Vitamin A, B, dan C
- Fosfor
- Kalsium
- Alkaloid
- Minyak Atsiri
- Steroid
- Glikosida
- Tanin
- Saponin
Vitamin C
Jengkol mengandung sekitar 80 mg vitamin C per 100 gram biji, yang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin C bagi wanita dewasa (75 mg) dan pria dewasa (90 mg).
Sumber Protein
Jengkol merupakan sumber protein nabati yang baik dengan 23,3 g protein per 100 g bahan. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan tempe yang hanya mengandung 18,3 g per 100 g.
Zat Besi
Dengan kandungan 4,7 g zat besi per 100 g, jengkol bisa membantu mencegah anemia. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan gejala seperti kelelahan, lemah, pucat, sakit kepala, dan rentan terhadap infeksi.
Kalsium dan Fosfor
Jengkol mengandung 140 mg kalsium dan 166,7 mg fosfor per 100 g. Kedua mineral ini sangat penting untuk kesehatan tulang dan gigi, serta berbagai proses biologis dalam tubuh.
Kesimpulan
Jengkol memang dikenal karena baunya yang khas, namun ternyata banyak manfaat kesehatan yang bisa didapat dari mengonsumsinya. Mulai dari kandungan vitamin dan mineral yang tinggi, hingga perannya sebagai sumber protein yang baik, jengkol layak dipertimbangkan sebagai bagian dari diet sehat. Namun, konsumsi jengkol tetap harus diperhatikan agar tidak menimbulkan efek samping seperti jengkolan. Jadi, nggak ada salahnya menikmati jengkol sesekali, asalkan tetap dalam porsi yang wajar dan menjaga kebersihan setelahnya.