FOMO (Fear of Missing Out): Kecemasan Berlebih di Era Media Sosial

Atasi kecemasan FOMO dan ciptakan kehidupan yang lebih bahagia! Temukan tips dan informasi lengkap tentang FOMO, penyebabnya, dampaknya, dan cara mengatasinya di artikel ini.

Ilustrasi Kecanduan Sosial Media

Sahabat Aun, Kita semua tahu betapa asyiknya main di media sosial, kan? Tapi, siapa di antara kalian yang pernah merasa cemas ketinggalan momen-momen seru yang lagi ngetren di sana? Nah, kurang lebih itulah yang disebut FOMO (Fear of Missing Out). Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang FOMO ini!

Apa itu FOMO?

FOMO itu singkatan dari Fear of Missing Out, alias ketakutan kehilangan momen penting yang terjadi di sekitar kita, terutama yang kita lihat di media sosial. Ini bukan cuma sekadar rasa kangen ya, tapi ini bisa sampe bikin kita berubah cara pandang tentang hidup dan merusak banyak aspek kehidupan kita.

FOMO itu ada dua bagian penting, yaitu:

  1. Takut Kehilangan: Ini bikin kita terus pengen nyambung sama orang lain.
  2. Aspek Sosial: Ini tentang keinginan kita buat punya hubungan yang kuat sama orang lain.

Orang yang kena FOMO biasanya jadi kecanduan buka media sosial buat ngelihat apa yang lagi terjadi sama orang lain, dan akhirnya merasa kurang puas sama hidupnya sendiri.

Sejarah FOMO

FOMO pertama kali dikenalin tahun 1996 sama seorang ahli pemasaran bernama Dr. Dan Herman. Dia nulis tentang ini di jurnal Brand Management tahun 2000. Dr. Herman ngerasa FOMO ini berkembang pesat banget berkat penggunaan ponsel, SMS, dan tentunya, media sosial.

Sebelum zaman internet, fenomena kayak gini sebenarnya udah ada, tapi FOMO ini menjadi lebih melejit karena banyaknya kehidupan orang yang di-share secara publik di era pesatnya perkembangan internet dan media sosial. Sedangkan, Patrick J. McGinnis yang nulis artikel di majalah Harvard Business School tahun 2004 adalah orang yang nggagas istilah FOMO ini.

Tiap budaya punya versi sendiri tentang FOMO. Sebelum Amerika, Singapura udah punya istilah "kiasu" yang diambil dari dialek China Hokkien. Kiasu diartikan sebagai rasa takut kalah, tetapi mencakup segala jenis perilaku kompetitif, pelit, atau egois.

Istilah FOMO mengilhami beberapa cabang seperti:

  • FOBO (Fear of a Better Option): Cemas dalam pilihan yang lebih baik.
  • ROMO (Reality of Missing Out): Perasaan mengetahui bahwa kamu tidak kehilangan apa pun.
  • FOMOMO (Fear Of the Mystery Of Missing Out): Ketika perangkat seluler tidak dapat digunakan, mengakibatkan kecemasan karena ketidakmampuan untuk melihat apa yang hilang di media sosial.
  • MOMO (Mystery Of Missing Out): Paranoid yang muncul ketika teman tidak memposting apa pun di media sosial.
  • FOJI (Fear Of Joining In): Rasa takut memposting di media sosial.
  • BROMO: Ketika teman melindungi dari kehilangan.
  • NEMO (Nearly but not fully Missing Out): Mengacu pada lingkuan orang-orang secara daring.
  • SLOMO (Slow to Missing Out): Perasaan bertahap bahwa seseorang kehilangan sesuatu.
  • JOMO (Joy of Missing Out): Perasaan senang ketika kehilangan, meyakini bahwa memutus semua media sosial dan perangkat digital dapat membawa kebahagiaan.

Gejala FOMO

1. Efek Psikologis

FOMO dikaitkan dengan efek psikologis negatif seperti:

  • Kelelahan: Mengalami FOMO terus menerus dapat menyebabkan kelelahan yang lebih tinggi.
  • Stres: Tingkat stres yang lebih tinggi karena merasa selalu harus up-to-date.
  • Harga Diri Rendah: Rasa takut kehilangan membuat individu merasa tidak cukup baik.

Selain itu, Sebuah studi oleh JWT Intelligence menunjukkan bahwa FOMO juga dapat mempengaruhi pembentukan tujuan jangka panjang dan persepsi diri. Proses deprivasi relatif menciptakan FOMO dan ketidakpuasan, yang mengurangi tingkat kesehatan psikologis seseorang.

2. Efek Sosial dan Emosional

FOMO juga dapat menyebabkan pengalaman sosial dan emosional yang negatif, seperti kebosanan dan kesepian. Sebuah studi pada tahun 2013 menemukan bahwa FOMO dapat berdampak negatif pada suasana hati, mengurangi harga diri, dan mempengaruhi afeksi. Empat dari sepuluh anak muda dilaporkan sering atau kadang-kadang mengalami FOMO. FOMO ditemukan berkorelasi negatif dengan usia, meski lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita.

Dampak FOMO

Berikut ini beberapa dampak yang bisa terjadi apabila kita sudah mengalami FOMO:

  1. Kesehatan Mental: FOMO bisa bikin kita tambah cemas, depresi, dan stres. Orang yang kena FOMO seringnya punya kesejahteraan psikologis yang kurang bagus karena terlalu takut kehilangan.
  2. Kesejahteraan Fisik: FOMO juga bisa nganggu tidur, makan, dan kesehatan fisik kita. Kecemasan yang berlebihan bisa bikin masalah tidur dan makan yang nggak teratur.
  3. Hubungan Sosial: FOMO bisa bikin kita ngerasa terisolasi dan susah banget buat akrab sama orang lain, meskipun kita punya banyak temen di sosmed.
  4. Produktivitas dan Kreativitas: FOMO bisa bikin kita gampang kehilangan fokus dan ganggu produktivitas. Terus, tekanan buat selalu ikutan tren terbaru juga bisa ngurangin kreativitas kita.
  5. Harga Diri: FOMO bisa bikin kita merasa rendah diri dan ngerasa nggak cukup bagus dibandingkan sama orang lain di sosmed.

Tips Mengatasi FOMO

Setelah kita mengetahui dampak buruknya, tentunya penting untuk kita mengetahui bagaimana cara menghindari agar kita tidak sampai mengalami FOMO ini. Berikut ini beberapa tips agar kita bisa terhindar dari FOMO:

  1. Batasi Waktu di Sosmed: Tetapkan batas waktu buat main sosmed dan patuhi aturannya. Kalau perlu matiin notifikasi sosmed biar nggak tergoda buat buka terus.
  2. Unfollow Akun yang Bikin FOMO: Unfollow akun-akun yang bikin kita iri atau nggak puas sama hidup kita sendiri. Fokus sama akun yang bikin kita seneng dan termotivasi.
  3. Nikmati Momen Saat Ini: Hargai momen-momen kecil dalam hidup tanpa harus selalu share di sosmed. Hiduplah di masa sekarang dan nikmati setiap detiknya.
  4. Fokus pada Diri Sendiri: Bandingkan dirimu dengan dirimu sendiri, bukan dengan orang lain. Perhatikan pencapaian dan kemajuan yang kamu capai.
  5. Lakukan Kegiatan yang Bermakna: Isi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti berolahraga, membaca buku, atau berkumpul dengan orang-orang tersayang.
  6. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki: Luangkan waktu untuk bersyukur atas segala yang dimiliki dalam hidup. Jangan selalu terpaku pada apa yang belum tercapai.
  7. Cari Bantuan Profesional: Jika merasa kesulitan mengatasi FOMO sendirian, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional. Psikolog atau terapis dapat membantu memahami akar penyebab FOMO dan memberikan strategi untuk mengatasinya.

Kesimpulan

FOMO, atau Fear of Missing Out, adalah ketakutan berlebihan akan melewatkan momen-momen seru dalam kehidupan orang lain. Dampaknya bisa terasa pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan mental, hubungan sosial, hingga produktivitas. Namun, dengan mengikuti tips-tips di atas, kita bisa mengatasi FOMO dan menjalani hidup dengan lebih bahagia dan bermakna.

Jadi, daripada terlalu fokus pada apa yang orang lain lakukan, yuk, nikmati momen kita sendiri dan ciptakan kenangan yang tak terlupakan! Semoga artikel ini bermanfaat buat kalian semua!